Awal Berproses



Mungkin dari judulnya pada bingung kan gue mau nulis apa hayo ada yang bisa nebak??? πŸ˜‹

Yapp!!! Gue mau berbagi cerita gimana sih serunya ikut lomba debat dan berkecimpung disana. Yaa walaupun ga jago-jago amat dan masih dibawah standar teman-teman gue hehehe :). Tapi semoga tulisan ini bisa membuka pikiran teman-teman semua bahwa belajar bukan cuma sekedar buku tapi belajar juga tentang bagaimana cara menguasai emosi didalam diri sendiri dan mengubah mindset lewat kata-kata yang dapat dipertanggung jawabkan dalam hal ini lewat debat sekaligus sharing sama teman-teman semua.

Langsung aja cekidot 😊

28 Juli 2019 adalah hari kelabu dimana gue harus meninggalkan kampung halaman dan kembali ke padang yang jaraknya 1.289,9 KM atau 1 jam 40 menit lewat udara dan 2 hari 2 malam lewat darat dan laut, cukup jauhkan hehehe. Sebelum hari itu gue dapet panggilan dari teman sekaligus senior gue di komunitas debat bahwa bakal ada event terdekat lomba dan kalo gue mau ikut harus pulang lebih cepat karna harus di training dulu dan memangkas jatah libur yang bersisa 2 minggu lagi, Jujur saat itu gue udah punya planning bareng temen-temen SMA kalo gue mau kesana kesini sekalian melepas rindu bareng mereka yang kesibukannya udah pada beda. Jadi maapkeun kewen sepertinya planning kita harus tertunda tahun depan :(

Setelah gue konsultasi sama ortu akhirnya gue memutuskan ke padang deh mengikuti training debat dan sekalian gue punya waktu lebih buat konsultasi sama Dosen PA/Pembimbing Akademik dan bisa mempersiapkan rencana semester 5 gue mau ngambil mata kuliah apa, kos dimana, dll intinya ada waktu lebih buat nyiapin rencana perkuliahan yang udah bisa dibilang kalo semester segitu disebut senior di kampus hehehe.

Singkat cerita setelah udah sampai di padang dan latihan-latihan-latihan-latihan-latihan kek membahas isu-isu baru, belajar struktur kata sesuai tupoksi, belajar mengontrol nada suara, a i u e o nya harus bener dll. Akhirnya diumumkan bakal ikut lomba dimana tempatnya, skalanya nasional/regional dll. Jadi sistem di komunitas gue lombanya itu di pilihin bakal ikut dimana dan setim sama siapa dll. Singkatnya, gue dapat lomba di "rumah sendiri" yapp di Universitas Andalas skala nasional dalam hati  (anjirr kalo kalah malu banget ini pasti 😭) dan entah suatu kehormatan atau musibah gue ditunjuk jadi Leader Team dimana kemungkinan yang ngurus proposal, buat rincian dana, follow up ke dekanat dan buat essay yaa gue :( ditambah mereka belum pernah ikut jd gatau sistemnya kalo mau ngirim proposal dan daftar lomba seperti apa :(.  tapi nanti gue bakal ceritain betapa bersyukur gue setim bareng mereka. (nanti gue ceritain).

Dan akhirnya udah ketok palu kalo gue bakalan lomba di UNAND ada sisi positif dan negatifnya si gue main di kampus sendiri seperti gaperlu bayar akomodasi dan transportasi tapi negatifnya lebih banyak deh :(.
Setelah gue dipertemukan dengan tim, langsung tuh sparing sama tim-tim yang mempersiapkan lombanya juga (karna ada beberapa tim dalam waktu dekat mau ikut lomba juga ditempat lain yang udah ditentukan) dan evaluasi apa-apa yang perlu ditingkatkan agar target yang dicapai berjalan maksimal. Setelah fase-fase sparing habis ada sebuah masalah terjadi, dimana pembicara ke-3 di tim gabisa ikut lomba karna harus ke jakarta untuk merayakan wisuda kaka nya dengan terpaksa harus diganti sama orang lain. Setelah konsultasi sama senior-senior di komunitas akhirnya pembicara 3 diganti oleh orang lain yang lebih senior dan udah punya banyak pengalaman di lomba debat.

Singkatnya setelah pergantian anggota di tim akan diselenggarakan sebuah event debat di kampus tetangga Universitas Negeri Padang/UNP tingkat regional disitu gue punya inisiatif untuk mendaftarkan tim ke lomba tsb. Yaa tujuannya buat Trial and Error juga evaluasi kemampuan masing-masing dan mematangkan chemistry di dalam tim. Tetapi entah kenapa ada satu anggota tidak bisa ikut dalam lomba tersebut yang alasannya gue sendiri bingung harus menjawab apa dan gue cuma bilang "kalo emang gabisa gapapa kita upgrade kemampuan masing-masing aja buat lomba nanti". Dengan berat hati gue kabarin panitia kalo tim gabisa ikut lomba (padahal kesempatan yang bagus banget saat itu).

Setelah seminggu berjalan ada moment dimana teman bilang lagi ngobrol-ngobrol biasa dia menanyakan apa tim ikut lomba ke UNP dan disitu gue menjelaskan kalo tim gabisa ikut karena alasan yang gue jelasin diatas. Ntah kesambet apa tu orang sebut saja Tiva (nama asli tidak disamarkan) yang bukan anggota tim mengajak lomba ke event tersebut padahal H-1 lomba di UNP, dengan persiapan 0% sama sekali akhirnya memaksakan ikut lomba itu dengan alasan Trial and Error sama sekali gaada target harus juara, bawa piala atau apapun dan sampai larut malam membahas 5 mosi pro dan kontra jadi total membahas 10 materi buat besok 😭.

Keesokan harinya, pergi kita ke UNP untuk mengikuti lomba dan singkatnya di babak pertama kita bertemu tim UNAND yang satu komunitas debat juga sama kita wkwk. Tapi karna sistemnya TOTAL SPEAKER kedua tim sama-sama lolos ke babak selanjutnya (jadi ada 2 penilaian umum yang gue tau total speaker dan victory point). Di perempat final bertemu tim UNP dan di semi final pun tim UNP dan sampai akhirnya tau ga? entah kesambet apa tu juri tim sampai ke Final wkwkwk. Sumpah asli gapercaya padahal gue telat bangun shalat subuh tapi dikasih kemudahan dan kesempatan wkwkwk. Dan ada perbedaan dalam penilaian di Final (oiya final juga lawan tim UNP jadi tim UNP daftar banyak gitu bukan orangnya itu itu lagi -____-) selain penilaian angka ada juga penilaian verbal/lisan biar lebih adil jika salah satu tim merasa tidak puas akan penilaian jadi verbal bisa jadi alternatif. Singkat cerita alhamdulillah hirobbil alamin tim berhasil menjadi juara dalam lomba tersebut, sesuatu yang membanggakan dan gapercaya sekaligus menjawab pesimisme dari orang-orang kalo tim ini gabisa melangkah jauh, disitu senang banget itu juara pertama event yang pernah gue ikutin dan ngerasa belajar sampai detik ini ga sia-sia yaa walaupun skalanya regional tapi setidaknya bersyukur dan patut bangga sama diri sendiri itu penting buat kedepannyaπŸ˜„πŸ˜„.

Juara 1 lomba UNP bersama wulan dan tiva


Setelah lomba di UNP selesai masih ada tugas utama Pekan Andalas, yapp event lomba skala nasional yang gue ikuti namanya Pekan Andalas disingkat PANDA dan udah dipersiapkan dari jauh-jauh hari lombanya. Jadi ada 15 tim yang akhirnya benar-benar berangkat ke padang. Mulai dari kampus negeri, swasta bahkan kedinasan juga ikut serta dalam lomba tersebut. Dengan persiapan yang sekiranya matang pada hari H lomba tim optimis bisa memberikan yang terbaik buat lomba nanti.
Hari pertama lomba pun dimulai, lawan pertama lomba adalah Swing Team (ada swing team karna tim berjumlah ganjil jadi harus ada tim cadangan dari panitia) di prelim 1 dan lawannya dari panitia itu sendiri yang gue rasa paling susah karna lawan sama orang-orang yang langganan juara lomba konstitusi tingkat nasional dan alhamdulillah singkat cerita tim menang dengan skor tipis. Berlanjut di prelim 2 tim melawan dari UNSRI/Universitas Sriwijaya dan alhamdulillah tim menang juga dan lolos ke babak selanjutnya. Setelah prelim 1 & prelim 2 dijalani akhirnya pengumuman pun ditampilkan dan tim berada di peringkat 3 yang menandakan tim lolos ke babak selanjutnya yaitu perempat final yang dilaksanakan esok harinya, puji syukur hari itu berasa diberikan kemudahan :).

nilai prelim 1 & prelim 2

28 September 2019 atau esok harinya lomba pun dilanjutkan dan tim melawan UNPATTI/Universitas Pattimura di perempat final dan mosi perdebatannya yaitu "Pemerintah telah maksimal menangani masalah karhutla" dan tim berada di posisi tim pro yang berarti kami setuju bahwa pemerintah telah berhasil menangani masalah karhutla/kebakaran hutan dan lahan secara maksimal. Masalahnya mosinya ini impromtu (dikasih tau 15 menit sebelum lomba/dadakan) dan di media akhir-akhir ini kebakaran hutan sering terjadi dan pemerintah masih belum bisa menangani baik di riau ataupun kalimantan dan penanganan dari pemerintah itu sendiri tim rasa belum maksimal dan ini menandakan kami di posisi tertekan dalam posisi pro itu. Setelah berusaha semaksimal mungkin dan diumumkan hasilnya tim gagal lolos ke babak semifinal dan perbedaan point hanya berjarak 0,5:(. Yang membuat tim dirasa kurang terima kami merasa tim lawan sering melakukan repetisi dari awal bahkan sampai replay speech dan tim lawan tidak memberikan penjelasan tidak maksimal seperti apa/bentuk apa jika pemerintah gagal menangani masalah karhutla (maaf yaa kalo tim lawan baca tapi ini pendapat tim aja maaf kalo suatu saat baca dan tersinggung ini hanya opini ko, btw kita masih temen kan? hehehe)

perempat final bersama wulan dan rezi


Banyak hal yang bisa gue pelajari dari latihan selama kurang lebih 3 bulan ini dan 2 event yang udah gue jalani. Suka duka seneng susah bolak balik ke dekanat bahkan ga mood makan karna kepikiran harus melakukan yang terbaik udah jadi bagian yang gue jalani selama 3 bulan tsb. Walaupun bukan hasil yang diinginkan gue tetap bersyukur didalam diri gue sendiri masih OPTIMIS dan masih ingin BERPROSES dan BELAJAR.
Quotes dari Bapak Dahlan Iskan selalu jadi motivasi gue dalam berproses "Setiap orang punya jatah gagal, habiskan jatah gagalmu ketika kamu masih muda".
Teruntuk :
Zikri Lativa Hubungan Internasional 2017
Fitriani Wulandari Omnif Hubungan Internasional 2018
Alfaridzi Akmil Ilmu Komunikasi 2017
Senang se tim bareng kalian dan berproses bareng karna menyatukan kepala itu ga mudah
Terutama buat Lingkar Debat Andalas yang dengan ikhlas mengajarkan berproses dari 0 sampai sekarang dan orang-orang didalamnya yang tidak bisa disebutkan satu-persatu  terimakasih banyak.

Tulisan ini gue cuma mau berbagi sama teman-teman semua kalo kita harus optimis dalam berusaha dan pantang menyerah, memang gue bukan orang yang udah hebat di segala bidang atau bidang yang gue ceritakan saat ini tapi semoga tulisan ini bisa memotivasi teman-teman dan sekaligus ajang sharing juga.
Karna gue percaya pengalaman buruk itu ga harus semua individu itu rasakan ko tapi melihat dan mendengarkan cerita orang lain bisa dijadikan pelajaran juga.
Semoga tulisan ini bisa menginspirasi banyak orang kalo kita harus terus berproses  dan bersyukur dan tidak lelah untuk belajar 😁😁

Dan yang terpenting tulisan ini kelak akan jadi nostalgia gue kalo udah ga jadi mahasiswa dan mengenang masa-masa kuliah bareng teman-teman yang saling support di fase yang menyenangkan :).


Aburizal Mantovani 15 Oktober 2019


Komentar

Postingan populer dari blog ini

COVID-19 dan Perubahan Sosial